This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 20 Januari 2011

poster

A. Poster Ialah bentuk media cetak yang berisi pesan – pesan atau informasi kesehatan yang biasanya di temple di tembok – tembok, di tempat – tempat umum atau di kendaraan umum.
Syarat :
1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
2. Kalimatnya singkat, padat, jelas dan berisi
3. Dikombinasikan juga dalam bentuk gambar
4. Menarik minat untuk dilihat
5. Bahan yang digunakan bagus, tidak mudak rusak, sobek.
6. Ukuran disesuaikan dengan tempat pemasangan dan target pembaca.
B. Leaflet Ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi antara keduanya.
Syarat :
1. Menggunakan bahasan sederhana dan mudah dimengerti oleh pembacanya
2. Judul yang digunakan harus menarik untuk dibaca
3. Jangan banyak tulisan, sebaiknya dikombinasikan antara tulisan dan gambar
4. Materi harus sesuai dengan target sasaran yang dituju.
C. Flif Chart (Lembar balik) Ialah media penyampaian pesan atau informasi – informasi kesehatan dalam bentuk lembar baik. Biasanya dalam bentuk buku gambar di mana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembar baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.
Syarat :
1. Berisikan gambar – gambar untuk menjelaskan pesan yang hendak disampaikan
2. Di lembar sebaliknya terdapat kalimat penjelasan gambar
3. Mudah dibawa oleh penyuluh
4. Ukuran disesuaikan dengan target/jumlah peserta
5. Gambar yang ditayangkan menarik, mudah dipahami dan sesuai dengan penjelasan yang disampaikan
D. Transparansis untuk OHP
Syarat :
1. Ditulis di kertas plastik transparan
2. Ditulis dengan pen/spidol permanent maker (boleh juga dari fotocopy)
3. Tulisanya tidak mudah luntur atau terhapus
4. Tulisan yang digunakan harus jelas dan besarnya disesuaikan agar mudah dibaca
5. Berisikan poin – poin penting materi yang disampaikan
6. Boleh ditambahkan gambar/diagram
7. Harus sesuai dengan target peserta.



deskripsi

Deskripsi adalah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri [1]

Dalam keilmuan, deskripsi diperlukan agar peneliti tidak melupakan pengalamannya dan agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan dengan pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik.

Saat data yang dikumpulkan, deskripsi, analisis dan kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-angka maka hal ini dinamakan penelitian kuantitatif. Sebaliknya, apabila data, deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam uraian kata-kata maka dinamakan penelitian kualitatif[2] .

Deskripsi

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
  • menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
  • penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
  • membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
  • Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
  • Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
  • Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Langkah menyusun deskripsi:
  1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
  2. Tentukan tujuan
  3. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
  4. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
  5. Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan

[sunting] Contoh

Contoh topik yang tepat untuk karangan deskripsi:
  • Keindahan Tanah Lot
  • Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional
  • Keadaan ruang praktik
  • Keadaan daerah yang dilanda bencana
Contoh deskripsi berupa fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diselingi warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Deskripsi adalah satu teknik menulis menggunakan detail dengan tujuan membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan. Menulis deskripsi bisa membuat karakter yang digambarkan lebih hidup gambarannya di benak pembaca.
Contoh tulisan deskriptif: potongan tulisan berjudul “Tolong Kasihani Kami …” (Kompas, 23 Juli 1991)
Tolong Kasihani Kami…
Seandainya penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) bisa bicara mungkin yang terucap adalah kalimat judul tulisan ini. Sayangnya, bersuara pun penyu-penyu itu tidak mampu. Kita tidak tahu apa yang dirasakannya saat pisau menyayat leher dan perutnya.
Di Jalan Sidakarya, kawasan Sesetan Denpasar, lebih dari 20 ekor penyu hijau tergeletak di halaman, tidak bisa bergerak karena kaki depannya terikat. Hanya kepala bergerak atau matanya menyipit. Karapas yang tadinya selalu terkena air laut nampak kering. Kadang penyu-penyu itu berhari-hari kekeringan menanti datangnya ajal di ujung pisau.
Sore itu, salah satu di antaranya sudah diletakkan terbalik di atas alas penjagalan. Ada desih lirih yang hampir-hampir tidak terdengar. Kaki belakang penyu yang tidak diikat meronta-ronta dan matanya berkedip-kedip ketika lehernya diiris pisau. Darah segar segera menetes ke ember penampungan. Semakin lama darah semakin deras mengalir karena luka irisan semakin besar menganga. Darah mulai berhenti mengalir saat leher hampir putus.
Di Tanjung Benoa, Bali, tempat penjagalan penyu lainnya di Pulau Bali, penyu dijagal lebih sadis. Penyu dalam keadaan hidup ketika Sanusi, 52, mengiris sambungan lunak karapas bawah dan karapas atas. Tidak terdengar suara apa pun dari sang penyu. Yang terdengar hanya bunyi mata pisau menyayat kulit lunak. Penyu sebesar hampir satu meter itu mencoba meronta walaupun itu tentu sia-sia. Kaki depannya telah diikat jadi satu. Hanya kaki belakang dan kepalanya yang bisa bergerak-gerak.
Kemudian dengan paksa, karapas bawahnya dibetot sampai lepas dari tubuhnya. Nampak isi bagian dalam yang tercabik berlumur darah. Siksaan belum berakhir sampai di sini. Saat daging dan isi perutnya diambil pun nampak kepala, kaki dan ekornya masih bergerak-gerak kesakitan, sampai akhirnya dia betul-betul mati. …
Prinsip.
Ada tiga prinsip dalam menulis deskriptif:
- Dalam penulisan deskripsi ada satu clear dominant impression (kesan dominan yang jelas). Misalnya kalau kita ingin menjelaskan mengenai seekor anjing, penting kita memilih dan memberi tahu pembaca apakah anjing itu mengancam atau binatang yang jinak menyenangkan. Kita harus memilih satu kesan dominan itu, tidak bisa dua-duanya. Kesan dominan ini akan memandu kita memilih detail dan ketika disusun dalam kalimat akan menjadi jernih bagi pembaca.
- Penulisan deskrispi bisa obyektif atau subyektif, memberikan penulis pilihan kata, warna kata, dan suasana yang cukup luas. Misalnya, deskripsi obyektif seekor penyu akan menyebutkan fakta tinggi, berat, warna, dan lainnya. Deskripsi subyektif tetap membutuhkan rincian obyektif itu tetapi juga menekankan perasaan penulis terhadap penyu itu, dan juga kebiasaan dan personalitinya, seperti penyu tidak bisa bersuara, selalu berada di air (laut), tidak bisa melawan ketika di daratan, kondisi kesakitan.
- Tujuan dari penulisan deskripsi adalah melibatkan pembaca sehingga ia bisa membayangkan sesuatu yang kita deskripsikan. Karena itu penting menggunakan detail yang spesifik dan konkret.
Aturan
- Penulisan deskripsi bergantung pada detail konkret yang ditangkap oleh panca indra. Ingat kita memiliki lima panca indra.
- Penulis harus hati-hati memilih detail untuk mendukung kesan utama yang dipilih. Atau dengan kata lain, penulis memiliki wewenang untuk menyingkirkan detail yang tidak sesuai dengan kesan utama.
- Deskripsi sangat sering bergantung pada emosi yang ingin ditunjukkan. Karena itu kata kerja, kata keterangan kata kerja, dan kata sifat lebih bisa digunakan menunjukkan emosi dibandingkan kata benda.
-Kecuali deskripsi yang obyektif, kita harus yakin kesan utama yang dipilih itu membuat pembaca percaya (suatu kondisi mental yang komplek menyangkut keyakinan, rasa, nilai, dan emosi)
Strategi
- Pertama coba sampaikan semua detail; kemudian kesan utama dibangun dengan detail ini.
- Pastikan detail Anda konsisten dengan kesan utama. Untuk memudahkan catat lima panca indra dalam selembar kertas, apa yang tersensor.
- Coba membawa pembaca berdasarkan urutan kronologis ruang dan waktu. Misalnya, menjelaskan urut-urutan perjalanan kereta dari satu tempat ke tempat lain atau menjelaskan aliran sungai dari mata air sampai ke rumah tangga.
- Gunakan pendekatan dulu-sekarang-nanti untuk menunjukkan proses perubahan atau perbaikan. Misalnya keadaan hutan sebelum ditebang, keadaan sekarang.
- Pilih emosi dan coba deskripsikan. Mungkin lebih sulit untuk memulainya tetapi akan berarti ketika sudah jadi. Meningkatkan kemampuan menulis deskripsi, menajamkan indera Banyak penulis frustasi karena cerita yang mereka tulis datar-datar saja dan tidak ada elemen kehidupan. Mengapa? Cerita tidak dalam dan tidak menarik karena pembaca tidak mendapatkan gambaran situasi yang jernih. Hanya melalui penulisan deskripsi penulis bisa mentransfer gambaran situasi yang hidup (antara lain karena menimbulkan emosi) dan jernih.
Untuk bisa menulis deskripsi dengan baik, panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan) penulis menjadi penting. Bagaimana penulis bisa menajamkan panca inderanya?
Latihan
- Penglihatan: Lihat satu obyek/benda di depan Anda sekarang ini. Lupakan kata sifat dan coba mendeskripsikan obyek/benda itu. Kalau benda itu sepotong kue, misalnya, jangan menulis “sepotong kue yang enak” (enak adalah kata sifat), tetapi deskripsikan “bentuk kuenya, warna kuenya, ukuran kuenya, di mana kue diletakkan.” Coba buang sebanyak mungkin kata sifat dalam uraian Anda, dan gunakan kata benda untuk menggambarkan obyek itu. Contoh lain: jangan menuliskan “bunga indah” tetapi tunjukkan apa yang membuat bunga itu indah.
- Pendengaran: Ketika Anda ingin mendeskripsikan satu adegan, misalnya ruangan kelas yang berisik, pilihlah kata-kata yang sunguh bisa menangkap situasi itu dengan memunculkan suara-suara yang terdengar.
- Penciuman: Kesan dari indera penciuman sangat lama tersimpan di dalam benak daripada penglihatan atau suara. Kesan bau-bauan disimpan di otak terasosiasi dengan orang, benda, dan suasana ketika bau-bauan itu tercium. Di otak semua orang tersimpan berbagai pengalaman melalui indera penciuman yang diasosiasikan dengan tempat atau peristiwa dengan seseorang yang berbeda-beda.
Pengalaman ini sangat khas. Coba buat list bau-bauan dan asosiasinya. Misalnya, ketika mencium bau soto betawi mengingatkan Anda pada suasana rumah orangtua Anda. Seperti juga ketika mencoba mendeskripsikan berkait dengan apa yang Anda lihat, mendeskripsikan yang terkait dengan indera penciuman sulit karena sebenarnya Anda (di otak) tahu seperti apa bau-bauan yang ingin Anda deskripsikan tetapi sulit menjelaskannya.
Beberapa orang memiliki pengalaman yang sama menyangkut bau-bauan tertentu, misalnya kebanyakan orang tahu bau bunga melati. Ketika Anda bercerita mengenai perceraian, “Nina melangkahkan kakinya ke kebun penuh bunga. Harum melati membuatnya menjadi sedih. Harum bunga melati mengingatkannya pada suaminya yang masih dicintainya. Mengingatkannya pada hari bahagia ketika ia dan suami bersanding di pelaminan.”
- Pengecap: Cara paling mudah mendeskripsikan rasa ecap adalah dengan mengecap obyek yang akan dideskripsikan. Latihan: coba rasakan kue, kemudian deskripsikan.
- Perabaan: Tangan memilki indera peraba yang memberikan kesan tekstur di otak. Latihan: coba deskripsikan bola tenis.
Posted in Jurnalisme, Media, Tips Penulisan
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. [1].
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.
Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.

iklan baris

Menulis iklan baris

Menyusun iklan baris berdasarkan objek yang telah dideskripsikan dengan menggunakan singkatan yang biasa ada pada iklan baris.
Misal:
cpt = cepat,
djl = dijual,
hub= hubungi.
Contoh:
Pak Amir ingin menjual sepeda motornya merek Honda buatan tahun 2005 dengan harga 7 juta rupiah, sepeda motor tersebut dalam keadaan bagus 90 persen. Adapun rumah Pak Amir di Jalan Majapahit Nomor 77 Kota Padang dengan nomor telepon 557767.
Kemungkinan konsep iklan barisnya adalah sebagai berikut. 


 Qidran Alifardin Nurdi   0 komentar 
 

Istilah Iklan baris

Dari contoh iklan baris di atas ada beberapa istilah yang digunakan dan disingkat yaitu:






cpt = cepat
djl = dijual
hub = hubungi
nego = negosiasi
mls = mulus
bgs = bagus

Jika kita analisis berdasarkan 4 komponen yang selalu ada dalam iklan baris dapat dilihat dalam tabel berikut.
 Qidran Alifardin Nurdi   0 komentar 
 

Syarat iklan baris

1. Dibuat dalam format kolom dan baris, hal ini untuk menghemat biaya pemasangan karena penghitungan biaya berdasarkan jumlah baris.
2. Menggunakan singkatan atau akronim yang lazim digunakan, seperti: dijual= djl, cepat=cpt, murah=mrh, rumah=rmh.
3. Ditulis dengan ukuran yang sama, jumlah baris maksimal 6 baris dan minimal 3 baris.
4. Bahasa singkat, padat, dan hemat. Namun, mengandung informasi yang padat sesuai dengan keinginan pemasang iklan.
5. Disusun berdasarkan jenis yang sama, penggolongan ditentukan oleh staf redaksi surat kabar/majalah.

Pengertian Iklan Baris

1. Iklan baris adalah iklan yang menggunakan bahasa singkat dan padat. Iklan baris biasanya disusun berdasarkan golongan yang sama. Misalnya: iklan penjualan rumah masuk dalam kolom properti atau rumah dijual.
2. Iklan baris adalah sebuah layanan yang memberikan keleluasaan bagi pengunjung untuk mempromosikan iklannya.
3. Iklan baris adalah sebuah promosi yang banyak dilakukan pada banyak media massa. Tentunya untuk mencapai pengertian ini banyak opsinya, misalkan: iklan baris yang ditempatkan pada koran/media cetak, dan bahkan media TV. Banyak yang akan dijabarkan untuk mencapai pengertian yang ada di setiap media. Tapi intinya iklan baris hanya mengacu pada cara promosi yang berupa sebuah kata-kata atau kalimat yang dipampang di sebuah media massa.
4. Iklan baris (bahasa Inggris: Classified advertising) adalah salah satu cara promosi barang dan jasa yang umumnya ditemukan di koran. Cara ini merupakan pengembangan dari promosi iklan yang mengutamakan daya tarik dengan gambar dan dengan informasi yang lebih lengkap dan terinci.

Diskusi  adalah bertukar pikiran tentang masalah khusus dalam bentuk musyawarah. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok/)
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok.
Diskusi adalah salah satu dari sekian banyak metode dakwah, karena ada segmen tertentu masyarakat yang hanya mau menyambut seruan dakwah dengan penjelasan yang argumentatif.

1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal[1].
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu[1].
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya[1].
4. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan[1].
5. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
6. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator[1].
8. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil[1].

Macam-macam Diskusi
(1) Diskusi Kelompok,
Yaitu diskusi yang terdiri atas beberapa kelompok orang, dan masing-masing kelompok mempunyai seorang ketua dan notulis. Tidak ada pendengar.
(2) Diskusi Panel,
Ialah diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta, dan beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengar dapat mengikuti jalannya diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung tanya jawab antara pemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin merangkum hasil tanya-jawab atau pembicaraan, kemudian mengajak pendengar ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitar separuh dari waktu yang tersedia
(3) Seminar
Adalah pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya di bawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifat tertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak ikut berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah panitia. Pembicara yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikan gagasan atau topiknya dalam bentuk kertas kerja.
(4) Simposium
Ialah pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan berbagai pendapat atau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia. Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan prasaran. Dan beberapa prasaran yang disampaikan dalam simposioum harus berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran, yang dinamakan pemrasaran, berkewajiban
(1) Membuat makalah atau prasaran,
(2) Menepati waktu yang diberikan,
(3) Menjawab setiap pertanyaan dengan singkat dan tepat.
Persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan simposium, yaitu:
(1) Memilih dan merumuskan masalah,
(2) Menetapkan tujuan,
(3) Menempatkan pembicara berdasarkan sumbangannya dalam mencapai tujuan,
(4) Menetapkan pemimpin,
(5) Menjelaskan kepada pemimpin dan pembicara tentang tujuan      simposium, waktu yang tersedia, dan tata cara yang berlaku.
(5) Konferensi
Adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya bertujuan menyampaikan hasil keputusan suatu organisasi atau badan pemerintah mengenai suatu masalah maka hal tersebut dinamakan dengar pendapat atau jumpa pers. (http://nakih.blogdetik.com/index.php/2009/01/28/diskusi-macam-macam-diskusi/)
Seminar
pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal.

sarasehan/simposium
pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.

lokakarya/sanggar kerja
pertemuan yang membahas suatu karya.

santiaji
pertemuan yang diselenggarakan  untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan.

muktamar
pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

konferensi
pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

diskusi panel
diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator.

diskusi kelompok
penyelesain masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecilhttp://archevn.host22.com/page5.html

ETIKA DISKUSI
1. Niat
2. Situasi yang Kondusif
 3. Ilmu
 4. Manusia itu Beragam

5. Jangan Mendominasi Pembicaraan
6. Mendengarkan dengan Baik
7. Perhatikan Diri Sendiri
8. Kejelasan
9. Penggunaan Ilustrasi
10. Memperhatikan Titik-Titik Persamaan
11. Saya Tidak Tahu
12. Tidak Fanatik dan Mengakui Kesalahan
13. Jujur dan Kembali ke Sumber Rujukan
14. Menghormati Pihak Lain
15. Pemikiran dan Pemiliknya
 16. Yang Lebih Baik
17. Menyerang dan Mematahkan
18. Perbedaan Pendapat dan Kasih Sayang
 19. Jangan Marah

20. Ketika Logika Tak Lagi Berarti
21. Jangan Menggunakan Kata Ganti Orang Pertama
22. Jangan Keraskan Suaramu


ETIKA DISKUSI
1. Niat
2. Situasi yang Kondusif
3. Ilmu
4. Manusia itu Beragam
5. Jangan Mendominasi Pembicaraan
6. Mendengarkan dengan Baik
7. Perhatikan Diri Sendiri
8. Kejelasan
9. Penggunaan Ilustrasi
10. Memperhatikan Titik-Titik Persamaan
11. Saya Tidak Tahu
12. Tidak Fanatik dan Mengakui Kesalahan
13. Jujur dan Kembali ke Sumber Rujukan
14. Menghormati Pihak Lain
15. Pemikiran dan Pemiliknya
16. Yang Lebih Baik
17. Menyerang dan Mematahkan
18. Perbedaan Pendapat dan Kasih Sayang
19. Jangan Marah
20. Ketika Logika Tak Lagi Berarti
21. Jangan Menggunakan Kata Ganti Orang Pertama
22. Jangan Keraskan Suaramu


Prinsip pertama adalah prasangka baik, atau husnuzzhan.
Prinsip kedua adalah memperhatikan masalah secara objektif.
Prinsip ketiga adalah selalu berbicara dengan bukti, bukan dengan emosi. http://akmal.multiply.com/journal/item/104

Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Pendapat dalam
Diskusi :

Dalam sebuah diskusi tentu saja dapat terjadi adanya perbedaan pendapat dalam upaya mendapatkan solusi dari persolan yang dibahas.

Perbedaan pendapat tersebut dapat memunculkan adanya bentuk rasa persetujuan, ketidaksetujuan, upaya sanggahan, ataupun penolakan dari masing-masing peserta diskusi.
Bagaimanakah cara menyampaikan bentuk-bentuk perbedaan pendapat agar diskusi tetap dapat berjalan dengan baik dan lancar? Tentu saja semua harus disampaikan dengan etika yang baik dan santun.

Perhatikanlah contoh ilustrasi sebuah proses diskusi berikut!
Bahan diskusi

Teknologi Mesin dan Dampak Lingkungan



Penggunaan teknologi dan mesin-mesin modern dengan system komputer di perusahaan-perusahaan industri mampu meningkatkan hasil produksi beberapa kali lipat dibandingkan dengan teknologi manual. Namun demikian, sistem pengoperasian mesin yang serba otomatis dan dapat dioperasionalkan selama 24 jam sehari secara penuh, telah menimbulkan beberapa dampak kurang menguntungkan bagi bidang lainnya.


Lingkungan, lingkungan adalah salah satu bidang yang paling sering mendapatkan dampak pertama dari berdirinya perusahaan industri (pabrik). Limbah, polusi, dan kebisingan sepertinya merupakan satu-kesatuan yang tidak mungkin lepas dari penggunaanmesin-mesin. Pengolahan terhadap ketiga hal tersebut, saat ini kadang masih belum begitu diperhatikan oleh sebagian pengembang industri.
Moderator: Andi Hafid

Notulis: Marleyn Silalahi

Dalam proses diskusi dengan bahan diskusi di atas dapat muncul beberapa kemungkinan tanggapan yang berupa pernyataan. Contoh tanggapan dan sanggahan yang dapat kalian sampaikan dalam diskusi tersebut adalah sebagaimana dilakukan teman-teman kalian, misalnya:


1) Linda (pernyataan atau tanggapan terhadap persoalan):
Saya dapat merasakan, bahwa memang penggunaan mesin-mesin modern di perusahaan-perusahaan industry telah menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. Telah banyak kita simak dari saluran-saluran informasi yang mengemukakan bahwa limbah-limbah industri telah menelan korban, yaitu kerusakan lingkungan dan juga
polusi udara yang terus meningkat. Maka itu, saya mempunyai pemikiran bahwa penggunaan mesin-mesin dalam industri saat ini sebaiknya diminimalis, mengingat
besarnya dampak yang ditimbulkan.


2) Wayan (pernyataan atau tanggapan terhadap persoalan):

Saya mendukung tanggapan yang dikemukakan Saudari Linda. Selain berdampak polusi, penggunaan mesin-mesin modern telah mengurangi jumlah tenaga kerja, sedangkan kita ketahui bahwa masih banyak tenaga kerja kita yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.

3) Sania (sanggahan terhadap tanggapan 1 dan 2):

 Saya dapatmemahami dampak yang ditimbulkan dari adanya penggunaan mesin-mesin modern dalam perindustrian, dan saya juga membenarkan hal tersebut. Namun demikian, saya kurang sependapat dengan solusi yang dikemukakan Saudari Linda yang dikuatkan oleh Saudara Wayan. Pemikiran saya bahwa meminimalis mesin-mesin modern dalam perindustrian berarti mengurangi efektivitas perusahaan dalam berproduksi, yang justru dapat menurunkan jumlah produksi. Saya berpendapat bahwa untuk mengurangi dampak limbah dan polusi industri perlu diperketat adanya peraturan terhadap usaha perindustrian yang ramah lingkungan dengan menerapkan sistem amdal.

4) Tobing (sanggahan terhadap pernyataan 1 dan 2):

Saya juga kurang sependapat dengan Saudara Wayan dan Saudari Linda. Menurut saya, meminimalis penggunaan mesin-mesin dalam perindustrian, selain seperti yang
dikemukakan Saudari Sania, pengembangan perindustrian kita akan makin tertinggal dari negara lain secara teknologi. Dalam proses diskusi, tanggapan, usulan, pertanyaan, dan adu pendapat harus disampaikan melalui moderator dan disampaikan
dengan bahasa yang santun. Dalam hal ini, moderator berfungsi sebagai pemimpin, pemandu, dan penanggung jawab berjalannya diskusi. Seorang moderator harus dapat mengondisikan peserta diskusi, menerima dan menolak usulan, masukan, sanggahan, dan sebagainya, demi tertibnya diskusi untuk mendapatkan solusi serta tidak terjadi pendominasian (penguasaan) pendapat.




Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam menyampaikan persetujuan, sanggahan, maupun penolakan pendapat, yaitu berikut:


a. Meminta izin moderator terlebih dahulu selaku pemandu diskusi.

b. Disampaikan dengan bahasa yang santun, komunikatif, dan jelas.
c. Disertai dengan bukti dan alasan yang logis dan tepat, serta jika perlu disertai data-data.
d. Fokus terhadap persoalan yang sedang dibahas atau dibicarakan.
e. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat.
(sumber : http://google.co.id/)


                                                      I.          Indikator Keenam :

LANGKAH-LANGKAH/CARA MENYELENGGARAKAN DISKUSI :
Tujuan      
1.    Peserta mampu mengungkapkan persepsi dan pemikiran tentang tema-tema tertentu yang terfokus, terkait kehidupan sosial politik.
2.    Fasilitator mampu mengidentifikasi dan memahami latar belakang persepsi dan pemikiran peserta yang berkaitan dengan kehidupan sosial politik.

Metode

1.    Mengungkapkan persepsi terhadap suatu tema.

2.   Menyatakan pendapat tentang suatu tema atau menanggapi pendapat sebelumnya.

Waktu

90-120 menit

Alat dan bahan

1.    Alat perekam (kaset, tape perekam atau perekam suara digital, batere secukupnya; jika ada).

2.   Kertas dan alat tulis (untuk catatan proses/transkrip diskusi).

Langkah-langkah
1.    Fasilitator menjelaskan tujuan dan instruksi kegiatan.
Instruksi Kegiatan:Peserta diminta mengungkapkan persepsi dan menyatakan pendapat masing-masing tentang tema tertentu yang diajukan fasilitator/moderator. Setiap peserta bisa menanggapi pendapat peserta sebelumnya secara terbuka dengan cara mengajukan pertanyaan, pendapat lain sebagai pembanding, atau pertanyaan yang menyanggah pendapat sebelumnya. Usahakan setiap pendapat didasari alasan atau argumentasi yang kuat, atau bahkan dilengkapi data-data konkret. Fasilitator berfungsi sebagai moderator yang menjaga alur diskusi, mengatur lalu-lintas pembicaraan, dan menarik kesimpulan sementara maupun kesimpulan akhir. Seluruh proses diskusi akan direkam dan dicatat untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut.

2.    Fasilitator menjelaskan tema tertentu yang akan didiskusikan seperti “politik dalam arti luas”, “politik praktis”, “partisipasi politik”, “pemilu”, “sadar politik dan partisipasi politik sebagai perwujudan iman Katolik”, dsb. serta menjelaskan latar belakang/ alasan pemilihan tema tersebut.
Catatan: Saat fasilitator menggunakan metode diskusi kelompok terfokus ini dalam tahap pelaksanaan pendidikan politik OMK, ia perlu juga menjelaskan keterkaitan tema yang dipilih dengan tujuan pendidikan politik OMK tersebut.

3.    Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mulai berdiskusi.
Catatan:
a.    Jika pada awal diskusi peserta mengalami kesulitan untuk mulai mengungkapkan persepsi dan menyatakan pendapat tentang tema diskusi, fasilitator bisa membagi tema diskusi ke dalam beberapa subtema, atau mengajukan pendapat/pernyataan tertentu yang memancing pendapat peserta, misalnya dengan data-data yang kontroversial atau pendapat yang bertentangan dengan pendapat umum.
b.    Jika diskusi sudah cukup intensif menanggapi sebuah subtema, fasilitator perlu menarik kesimpulan sementara sebelum beralih ke subtema berikutnya.
4.    Setelah diskusi selesai, fasilitator mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta.

Catatan untuk Fasilitator
Setelah diskusi kelompok terfokus selesai dilakukan, fasilitator bisa menganalisis catatan proses (notulensi) dan rekaman diskusi agar menghasilkan data-data kualitatif yang memaparkan dengan langkah-langkah sbb.:

1.    Memilih intisari pendapat peserta dengan cara memberi kode (coding) terhadap transkrip diskusi. Misalnya: memberi garis bawah pada kata/kalimat penting tertentu, memberi tanda/simbol pada bagian penting tertentu, atau menuliskan kata-kata kunci di samping paragraf tertentu pada transkrip diskusi.

2.    Mengelompokkan hasil coding dalam kategori-kategori yang sama, dan mencermati keterkaitannya satu sama lain.

3.    Menarik kesimpulan-kesimpulan analisis.

(Ketiga langkah tersebut biasa disebut sebagai proses reduksi data).
(sumber : http://www.jejaringmudakatolik.web.id/index.php?option=com_content&view=article&id=12:modul-3-diskusi-kelompok-terfokus-fgd&catid=3:materi-riset-aksi-partisipatoris-rap-&Itemid=6)

















Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More