Kamis, 20 Januari 2011

Diskusi  adalah bertukar pikiran tentang masalah khusus dalam bentuk musyawarah. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok/)
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok.
Diskusi adalah salah satu dari sekian banyak metode dakwah, karena ada segmen tertentu masyarakat yang hanya mau menyambut seruan dakwah dengan penjelasan yang argumentatif.

1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal[1].
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu[1].
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya[1].
4. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan[1].
5. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
6. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator[1].
8. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil[1].

Macam-macam Diskusi
(1) Diskusi Kelompok,
Yaitu diskusi yang terdiri atas beberapa kelompok orang, dan masing-masing kelompok mempunyai seorang ketua dan notulis. Tidak ada pendengar.
(2) Diskusi Panel,
Ialah diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta, dan beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengar dapat mengikuti jalannya diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung tanya jawab antara pemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin merangkum hasil tanya-jawab atau pembicaraan, kemudian mengajak pendengar ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitar separuh dari waktu yang tersedia
(3) Seminar
Adalah pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya di bawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifat tertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak ikut berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah panitia. Pembicara yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikan gagasan atau topiknya dalam bentuk kertas kerja.
(4) Simposium
Ialah pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan berbagai pendapat atau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia. Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan prasaran. Dan beberapa prasaran yang disampaikan dalam simposioum harus berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran, yang dinamakan pemrasaran, berkewajiban
(1) Membuat makalah atau prasaran,
(2) Menepati waktu yang diberikan,
(3) Menjawab setiap pertanyaan dengan singkat dan tepat.
Persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan simposium, yaitu:
(1) Memilih dan merumuskan masalah,
(2) Menetapkan tujuan,
(3) Menempatkan pembicara berdasarkan sumbangannya dalam mencapai tujuan,
(4) Menetapkan pemimpin,
(5) Menjelaskan kepada pemimpin dan pembicara tentang tujuan      simposium, waktu yang tersedia, dan tata cara yang berlaku.
(5) Konferensi
Adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya bertujuan menyampaikan hasil keputusan suatu organisasi atau badan pemerintah mengenai suatu masalah maka hal tersebut dinamakan dengar pendapat atau jumpa pers. (http://nakih.blogdetik.com/index.php/2009/01/28/diskusi-macam-macam-diskusi/)
Seminar
pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal.

sarasehan/simposium
pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.

lokakarya/sanggar kerja
pertemuan yang membahas suatu karya.

santiaji
pertemuan yang diselenggarakan  untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan.

muktamar
pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

konferensi
pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

diskusi panel
diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator.

diskusi kelompok
penyelesain masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecilhttp://archevn.host22.com/page5.html

ETIKA DISKUSI
1. Niat
2. Situasi yang Kondusif
 3. Ilmu
 4. Manusia itu Beragam

5. Jangan Mendominasi Pembicaraan
6. Mendengarkan dengan Baik
7. Perhatikan Diri Sendiri
8. Kejelasan
9. Penggunaan Ilustrasi
10. Memperhatikan Titik-Titik Persamaan
11. Saya Tidak Tahu
12. Tidak Fanatik dan Mengakui Kesalahan
13. Jujur dan Kembali ke Sumber Rujukan
14. Menghormati Pihak Lain
15. Pemikiran dan Pemiliknya
 16. Yang Lebih Baik
17. Menyerang dan Mematahkan
18. Perbedaan Pendapat dan Kasih Sayang
 19. Jangan Marah

20. Ketika Logika Tak Lagi Berarti
21. Jangan Menggunakan Kata Ganti Orang Pertama
22. Jangan Keraskan Suaramu


ETIKA DISKUSI
1. Niat
2. Situasi yang Kondusif
3. Ilmu
4. Manusia itu Beragam
5. Jangan Mendominasi Pembicaraan
6. Mendengarkan dengan Baik
7. Perhatikan Diri Sendiri
8. Kejelasan
9. Penggunaan Ilustrasi
10. Memperhatikan Titik-Titik Persamaan
11. Saya Tidak Tahu
12. Tidak Fanatik dan Mengakui Kesalahan
13. Jujur dan Kembali ke Sumber Rujukan
14. Menghormati Pihak Lain
15. Pemikiran dan Pemiliknya
16. Yang Lebih Baik
17. Menyerang dan Mematahkan
18. Perbedaan Pendapat dan Kasih Sayang
19. Jangan Marah
20. Ketika Logika Tak Lagi Berarti
21. Jangan Menggunakan Kata Ganti Orang Pertama
22. Jangan Keraskan Suaramu


Prinsip pertama adalah prasangka baik, atau husnuzzhan.
Prinsip kedua adalah memperhatikan masalah secara objektif.
Prinsip ketiga adalah selalu berbicara dengan bukti, bukan dengan emosi. http://akmal.multiply.com/journal/item/104

Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Pendapat dalam
Diskusi :

Dalam sebuah diskusi tentu saja dapat terjadi adanya perbedaan pendapat dalam upaya mendapatkan solusi dari persolan yang dibahas.

Perbedaan pendapat tersebut dapat memunculkan adanya bentuk rasa persetujuan, ketidaksetujuan, upaya sanggahan, ataupun penolakan dari masing-masing peserta diskusi.
Bagaimanakah cara menyampaikan bentuk-bentuk perbedaan pendapat agar diskusi tetap dapat berjalan dengan baik dan lancar? Tentu saja semua harus disampaikan dengan etika yang baik dan santun.

Perhatikanlah contoh ilustrasi sebuah proses diskusi berikut!
Bahan diskusi

Teknologi Mesin dan Dampak Lingkungan



Penggunaan teknologi dan mesin-mesin modern dengan system komputer di perusahaan-perusahaan industri mampu meningkatkan hasil produksi beberapa kali lipat dibandingkan dengan teknologi manual. Namun demikian, sistem pengoperasian mesin yang serba otomatis dan dapat dioperasionalkan selama 24 jam sehari secara penuh, telah menimbulkan beberapa dampak kurang menguntungkan bagi bidang lainnya.


Lingkungan, lingkungan adalah salah satu bidang yang paling sering mendapatkan dampak pertama dari berdirinya perusahaan industri (pabrik). Limbah, polusi, dan kebisingan sepertinya merupakan satu-kesatuan yang tidak mungkin lepas dari penggunaanmesin-mesin. Pengolahan terhadap ketiga hal tersebut, saat ini kadang masih belum begitu diperhatikan oleh sebagian pengembang industri.
Moderator: Andi Hafid

Notulis: Marleyn Silalahi

Dalam proses diskusi dengan bahan diskusi di atas dapat muncul beberapa kemungkinan tanggapan yang berupa pernyataan. Contoh tanggapan dan sanggahan yang dapat kalian sampaikan dalam diskusi tersebut adalah sebagaimana dilakukan teman-teman kalian, misalnya:


1) Linda (pernyataan atau tanggapan terhadap persoalan):
Saya dapat merasakan, bahwa memang penggunaan mesin-mesin modern di perusahaan-perusahaan industry telah menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. Telah banyak kita simak dari saluran-saluran informasi yang mengemukakan bahwa limbah-limbah industri telah menelan korban, yaitu kerusakan lingkungan dan juga
polusi udara yang terus meningkat. Maka itu, saya mempunyai pemikiran bahwa penggunaan mesin-mesin dalam industri saat ini sebaiknya diminimalis, mengingat
besarnya dampak yang ditimbulkan.


2) Wayan (pernyataan atau tanggapan terhadap persoalan):

Saya mendukung tanggapan yang dikemukakan Saudari Linda. Selain berdampak polusi, penggunaan mesin-mesin modern telah mengurangi jumlah tenaga kerja, sedangkan kita ketahui bahwa masih banyak tenaga kerja kita yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.

3) Sania (sanggahan terhadap tanggapan 1 dan 2):

 Saya dapatmemahami dampak yang ditimbulkan dari adanya penggunaan mesin-mesin modern dalam perindustrian, dan saya juga membenarkan hal tersebut. Namun demikian, saya kurang sependapat dengan solusi yang dikemukakan Saudari Linda yang dikuatkan oleh Saudara Wayan. Pemikiran saya bahwa meminimalis mesin-mesin modern dalam perindustrian berarti mengurangi efektivitas perusahaan dalam berproduksi, yang justru dapat menurunkan jumlah produksi. Saya berpendapat bahwa untuk mengurangi dampak limbah dan polusi industri perlu diperketat adanya peraturan terhadap usaha perindustrian yang ramah lingkungan dengan menerapkan sistem amdal.

4) Tobing (sanggahan terhadap pernyataan 1 dan 2):

Saya juga kurang sependapat dengan Saudara Wayan dan Saudari Linda. Menurut saya, meminimalis penggunaan mesin-mesin dalam perindustrian, selain seperti yang
dikemukakan Saudari Sania, pengembangan perindustrian kita akan makin tertinggal dari negara lain secara teknologi. Dalam proses diskusi, tanggapan, usulan, pertanyaan, dan adu pendapat harus disampaikan melalui moderator dan disampaikan
dengan bahasa yang santun. Dalam hal ini, moderator berfungsi sebagai pemimpin, pemandu, dan penanggung jawab berjalannya diskusi. Seorang moderator harus dapat mengondisikan peserta diskusi, menerima dan menolak usulan, masukan, sanggahan, dan sebagainya, demi tertibnya diskusi untuk mendapatkan solusi serta tidak terjadi pendominasian (penguasaan) pendapat.




Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam menyampaikan persetujuan, sanggahan, maupun penolakan pendapat, yaitu berikut:


a. Meminta izin moderator terlebih dahulu selaku pemandu diskusi.

b. Disampaikan dengan bahasa yang santun, komunikatif, dan jelas.
c. Disertai dengan bukti dan alasan yang logis dan tepat, serta jika perlu disertai data-data.
d. Fokus terhadap persoalan yang sedang dibahas atau dibicarakan.
e. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat.
(sumber : http://google.co.id/)


                                                      I.          Indikator Keenam :

LANGKAH-LANGKAH/CARA MENYELENGGARAKAN DISKUSI :
Tujuan      
1.    Peserta mampu mengungkapkan persepsi dan pemikiran tentang tema-tema tertentu yang terfokus, terkait kehidupan sosial politik.
2.    Fasilitator mampu mengidentifikasi dan memahami latar belakang persepsi dan pemikiran peserta yang berkaitan dengan kehidupan sosial politik.

Metode

1.    Mengungkapkan persepsi terhadap suatu tema.

2.   Menyatakan pendapat tentang suatu tema atau menanggapi pendapat sebelumnya.

Waktu

90-120 menit

Alat dan bahan

1.    Alat perekam (kaset, tape perekam atau perekam suara digital, batere secukupnya; jika ada).

2.   Kertas dan alat tulis (untuk catatan proses/transkrip diskusi).

Langkah-langkah
1.    Fasilitator menjelaskan tujuan dan instruksi kegiatan.
Instruksi Kegiatan:Peserta diminta mengungkapkan persepsi dan menyatakan pendapat masing-masing tentang tema tertentu yang diajukan fasilitator/moderator. Setiap peserta bisa menanggapi pendapat peserta sebelumnya secara terbuka dengan cara mengajukan pertanyaan, pendapat lain sebagai pembanding, atau pertanyaan yang menyanggah pendapat sebelumnya. Usahakan setiap pendapat didasari alasan atau argumentasi yang kuat, atau bahkan dilengkapi data-data konkret. Fasilitator berfungsi sebagai moderator yang menjaga alur diskusi, mengatur lalu-lintas pembicaraan, dan menarik kesimpulan sementara maupun kesimpulan akhir. Seluruh proses diskusi akan direkam dan dicatat untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut.

2.    Fasilitator menjelaskan tema tertentu yang akan didiskusikan seperti “politik dalam arti luas”, “politik praktis”, “partisipasi politik”, “pemilu”, “sadar politik dan partisipasi politik sebagai perwujudan iman Katolik”, dsb. serta menjelaskan latar belakang/ alasan pemilihan tema tersebut.
Catatan: Saat fasilitator menggunakan metode diskusi kelompok terfokus ini dalam tahap pelaksanaan pendidikan politik OMK, ia perlu juga menjelaskan keterkaitan tema yang dipilih dengan tujuan pendidikan politik OMK tersebut.

3.    Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mulai berdiskusi.
Catatan:
a.    Jika pada awal diskusi peserta mengalami kesulitan untuk mulai mengungkapkan persepsi dan menyatakan pendapat tentang tema diskusi, fasilitator bisa membagi tema diskusi ke dalam beberapa subtema, atau mengajukan pendapat/pernyataan tertentu yang memancing pendapat peserta, misalnya dengan data-data yang kontroversial atau pendapat yang bertentangan dengan pendapat umum.
b.    Jika diskusi sudah cukup intensif menanggapi sebuah subtema, fasilitator perlu menarik kesimpulan sementara sebelum beralih ke subtema berikutnya.
4.    Setelah diskusi selesai, fasilitator mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta.

Catatan untuk Fasilitator
Setelah diskusi kelompok terfokus selesai dilakukan, fasilitator bisa menganalisis catatan proses (notulensi) dan rekaman diskusi agar menghasilkan data-data kualitatif yang memaparkan dengan langkah-langkah sbb.:

1.    Memilih intisari pendapat peserta dengan cara memberi kode (coding) terhadap transkrip diskusi. Misalnya: memberi garis bawah pada kata/kalimat penting tertentu, memberi tanda/simbol pada bagian penting tertentu, atau menuliskan kata-kata kunci di samping paragraf tertentu pada transkrip diskusi.

2.    Mengelompokkan hasil coding dalam kategori-kategori yang sama, dan mencermati keterkaitannya satu sama lain.

3.    Menarik kesimpulan-kesimpulan analisis.

(Ketiga langkah tersebut biasa disebut sebagai proses reduksi data).
(sumber : http://www.jejaringmudakatolik.web.id/index.php?option=com_content&view=article&id=12:modul-3-diskusi-kelompok-terfokus-fgd&catid=3:materi-riset-aksi-partisipatoris-rap-&Itemid=6)

















0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More